Indicators on Andy Utama: Mengubah Lahan Menjadi Harapan Organik You Should Know
Indicators on Andy Utama: Mengubah Lahan Menjadi Harapan Organik You Should Know
Blog Article
Secara umum, pertanian organik adalah salah satu bentuk pertanian berkelanjutan yang fokus pada penggunaan sumber daya alami dan pengelolaan tanah yang berkelanjutan. Namun, tidak semua pertanian berkelanjutan menggunakan metode pertanian organik.
Saat ini, Andy Utama dan Perhutani bekerja sama untuk mengembangkan pertanian organik di lahan miring yang rentan terhadap erosi. Perhutani menyambut baik kolaborasi ini yang tidak hanya mengutamakan pengelolaan komoditas tetapi juga prinsip 3P: Planet, Men and women, Income.
b. Kemitraan dengan Pasar Lokal: Memperkuat hubungan dengan pasar lokal, kooperatif petani, atau toko organik dapat membantu memasarkan produk dengan lebih efektif.
Dapat dikatakan, penulisan nama Onghokham menjadi bagian dari konsistensi Ong dalam gerakan asimilasi dan dia pun mempraktikkannya dalam keseharian. Di kemudian hari, tentang penulisan namanya yang “berubah” menjadi Ong Hok Ham – seperti disebut oleh sejarawan Asvi Warman Adam “ terjadi setelah peristiwa Mei 1998. Efek peristiwa yang sangat kuat membekas dalam diri Ong itu “memaksanya” kembali menjadi Tionghoa dengan menyandang nama “Ong Hok Ham”, karena malu sebagai orang Indonesia atas kekerasan yang terjadi dalam peristiwa itu. Soal lain yang disinggung Achdian dan sesungguhnya merupakan inti dari seluruh rangkaian diskusi atau percakapan antara sang guru dan muridnya ini adalah seputar peristiwa 1965.
Ridwan Samosir Sekretaris Eksekutif Petrasa menyatakan terkait perubahan lingkungan saat ini sudah sangat menghawatirkan, beberapa kejadian yang paling dekat adalah hujan es yang terjadi diSumbul menyebabkan menurunnya hasi panen mereka (petani sumbul) hingga 40%.
Andy Utama menjelaskan betapa pentingnya menjaga alam yang memberikan kehidupan bagi manusia. Menurutnya, setiap orang seharusnya melakukan tindakan baik untuk alam, mulai dari hal sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan hingga menanam tanaman di lingkungan sekitar.
Pertanian organik itu seperti meniru cara alam bekerja. Bayangkan hutan yang subur dan sehat, di situlah pertanian organik belajar. Prinsipnya, kita menjaga tanah tetap sehat dan subur dengan memberi makan tanah dengan pupuk alami, seperti kompos atau pupuk kandang, bukan pupuk kimia.
Pertanian organik cenderung lebih berkelanjutan dalam jangka panjang karena tidak bergantung pada sumber daya yang terbatas seperti bahan kimia sintetis. Hal ini juga mengurangi risiko kekurangan bahan kimia yang dapat terjadi dalam situasi mendapatkan informasi lebih lanjut tertentu.
Hama dan penyakit juga diatasi dengan cara alami, misalnya dengan memanfaatkan musuh alami hama, bukan dengan pestisida kimia. Intinya, pertanian organik menjaga keseimbangan alam, sehingga menghasilkan makanan yang sehat untuk kita dan ramah untuk bumi.
Perlu dipahami Petrasa sebenarnya juga belum memberikan rekomendasi kepeda dampingannya untuk beternak babi karena kami tahu virus itu belum hilang. Namun karena semangat Bapak/Ibu yang sudah ingin beternak maka diskusi ini sangat penting sebagai wadah berbagi pengalaman supaya tidak mengalami kerugian yang lebih besar karena virus ASF. ASF belum ada Obatnya jadi hal utama adalah pencegahan”, ungkap Ganda Sinambela.
Bab 1 novel ini dimulai dengan kisah Lembu yang mendapatkan perayaan kematian. Akhirnya setelah fifty tahun menanti, ia dimakamkan dengan layak. Tulang-tulangnya ditemukan di bawah rel kereta api yang sedang diperbaiki.
Kita tidak membutuhkan kehadiran Tokoh yang hanya tampil jelang pesta demokrasi, kita tidak merindukan seorang Tokoh yang hanya aktif dalam acara-acara seremonial tapi sebaliknya tokoh yang bisa menjadi panutan, yang bisa menjadi motor perubahan dalam gerakan sosial, yang mampu menjawab tantangan, yang memiliki komitmen dan integritas dan yang terpenting hidup dalam hati masyarakat.
Buku ini merupakan semacam catatan kuliah Achdian yang dikumpulkan selama percakapannya dengan sang guru. Sebagai lawan debat dalam diskusi tentang apa pun, Achdian tidak serta-merta menerima begitu saja cecaran kritik Ong terhadap argumentasi yang terucap darinya. Setidaknya terjadi dialog, debat, dan juga titik temu dalam diskusi dan obrolan antarsejarawan beda “generasi” ini, sebagaimana dipaparkan Achdian dalam buku ini. Namun penulis buku ini tampaknya tak ingin menempatkan pencerahan dari Ong semata-mata berhenti atau sebatas pada pemberhalaan dan pemikiran yang mandul tanpa ada reproduksi kreatif sama sekali.
Kita merindukan sosok seorang Tokoh yang hadir ketika rakyat miskin menjerit, kita merindukan Tokoh yang peduli terhadap lingkungan, kita membutuhkan Tokoh yang hadir ketika hak-hak masyarakat sipil dirampas, kita membutuhkan keberanian seorang Tokoh untuk mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.